Sabtu, 17 Desember 2016

Strategi Pembelajaran Heuristik



Terdapat dua sub strategi belajar mengajar pada strategi heuristik, yaitu discovery dan inquiry, kadang-kadang disebut juga metode diskoveri dan inkuiri atau metode penemuan. Sund (1975) mengemukakan bahwa discovery adalah proses mental, di mana individu mengasimilasi konsep dan prinsip. Atau dengan kata lain, proses diskoveri terjadi apabila siswa terlibat dalam menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Sebagai contoh: “mengapa (sepotong) kayu terapung di permukaan air?”. Setelah melalui proses mengukur isi kayu dan berat kayu, diperoleh berat jenis kayu. Kemudian dibandingkan dengan berat jenis air. Diperoleh jawaban bahwa kayu terapung di atas air karena berat jenis kayu lebih kecil daripada berat jenis air. Akhirnya, ditarik kesimpulan bahwa benda yang berat jenisnya lebih kecil dari air, akan terapung di permukaan air.
Kegiatan diskoveri sering terjadi pada pelajaran IPA di laboraturium di mana siswa mencari konsep atau prinsip dengan petunjuk langkah-langkah yang harus dilakukan; yang disebut juga guided discovery laboratory lesson. Inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya daripada discovery, misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan menarik kesimpulan, yang disertai sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, dan terbuka. Jadi, inkuiri adalah perluasan proses diskoveri yang digunakan dengan cara yang lebih terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar