Sabtu, 17 Desember 2016

PENDEKATAN KONFLIK




Pendahuluan
Pendekatan sistem sosial lainnya yaitu pendekatan konflik yang dipelopori oleh David Lockwood bahwa tidak hanya pendekatan fungsional struktural melainkan ada pendekatan lain yaitu pendekatan konflik.
Konflik yang dalam bahasa lndonesia seringkali disebut sebagai pertentangan atau perselisihan dapat terjadi pada hubungan yang bersifat individual yang terjadi sebagai akibat perilaku atau perebutan kepentingan masing-masing individu yang bersangkutan. Kepentingan itu bisa berkenaan dengan harta, kedudukan atau jabatan, kehormatan, dan lain sebagainya.
Konflik sosial berarti pertentangan antara kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang diikat atas dasar suku, ras, gender, kelompok, status ekonomi, status sosial, bahasa, agama, dan keyakinan politik dalam suatu interaksi sosial yang bersifat dinamis. Baik dalam masyarakat homogen maupun dalam masyarakat majemuk konflik sosial merupakan hal yang biasa terjadi, bahkan menjadi unsur dinamis yang melahirkan berbagai kreatifitas masyarakat.
Konflik sosial mustahil dihilangkan sama sekali. Yang harus dicegah adalah konflik yang menjurus pada pengrusakan dan penghilangan salah satu pihak atau para pihak yang berkonflik. Oleh karena itu konflik harus dikendalikan, dikelola, dan diselesaikan melalui hukum. Yang berarti melalui jalan damai (konsensus).
Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Jika konflik selalu ada, berarti konflik memang sebenarnya dibutuhkan. Manfaat konflik antara lain membuat masyarakat menyadari adanya banyak masalah, mendorong ke arah perubahan yang diperlukan, memperbaiki solusi, menumbuhkan semangat mempercepat perkembangan pribadi, menambah kepedulian diri, mendorong kedewasaan psikologis dan menimbulkan kesenangan. (Tjosvold, 2000).
Konflik Suku Agama Ras dan Antar golongan (SARA) adalah pertentangan yang terjadi dalam masyarakat yang menggunakan perbedaan suku, agama, ras, atau golongan sebagai alat.

Definisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Anggapan Dasar
Pendekatan konflik (conflic approach) berpangkal pada pendapat :
1.     Setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan yang tidak pemah berakhir, atau perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.
2.     Setiap masyarakat mengandung konflik di dalam dirinya, konflik merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.
3.     Setiap unsur didalam masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya dis-integrasi dan perubahan sosial.
4.     Setiap masyarakat terintegrasi diatas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah orang atas jumlah orang-orang lain.

Tahapan Konflik
Banyak definisi tentang konflik (Lewis Coser, Ralf Dahrendorf, Brown dan lain-lain), tetapi yang sementara ini cukup komprehensif adalah yang dirumuskan oleh Mark R Amstutz, yang melihat konflik sebagai suatu "continuum", laitu di satu titik ekstrem terdapat kondisi atau situasi "tak ada masalah/ perbedaan", sementara di titik ekstrem satunya terdapat kondisi atau situasi yang diwarnai "perbedaan/ ketidakcocokan".
Diantara kedua titik itu terdapat tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.    tension, atau ketegangan;
2.    disagreement, atau ketidaksetujuan/ ketidaksepakatan;
3.    rivalry, atau persaingan;
4.    dispute, atau pertikaian;
5.    hostility, atau permusuhan;
6.    aggression, atant agresi;
7.    violence, atau kekerasan;
8.    warfare,atau peperangan.

Faktor-faktor Penyebab Konflik
1.    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan atau sikap yang tidak terkendali oleh akal;
2.    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda menyebabkan pertentangan antar kelompok;
3.    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok misalnya ekonomi, politik. dan sebagainya;
4.    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Jenis -jenis Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
1.    Konflik antara atau dalam peran social (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)
2.    Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
3.    Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
4.    Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5.    Konflik antar atau tidak antar agama
6.    Konflik antar politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar